Selasa, 06 Desember 2011

Persiapan Beasiswa Luar Negeri DIKTI

Selamat buat teman-teman yang telah mendapatkan Beasiswa Luar Negeri DITautanKTI, khususnya gelombang 7 tahun 2012. Karena ini adalah langkah awal sebuah kerja panjang yang akan mengantarkan kita mendapatkan gelar dari universitas di Luar Negeri. Bagi yang belum dan akan mengajukan, scheme beasiswa ini gampang-gampang mudah kok sebenarnya. Selain itu, walau terlambat mendaftar pun masih dapat diprosesnya asalkan diurus sendiri ke kantor DIKTI. Paling-paling diundur ke gelombang perpanjangan, atau paling jauh ke tahun selanjutnya. Yang penting, semua persiapan keberangkatan (administrasi) harus cepat diurus.

Ya, memang gampang-gampang mudah! Tidak jarang (ada) yang memanfaatkannya. Saya ingat, waktu wawancara di Hotel Homman - Bandung, ada pelamar beasiswa yang sedang studi S3 dengan menggunakan dana beasiswa BPPS karena tahun lalu Dia gagal mendapatkan Beasiswa Luar Negeri. Penjelasannya sangat sederhana, Dia percaya sistem basis data beasiswa luarnegeri dan dalam negeri belum terintegrasi. Dia mencoba mengikuti jejak rekannya yang akhirnya berangkat ke luar negeri dengan beasiswa DIKTI dan meninggalkan studi S3nya di dalam negeri (BPPS).

Gampang-gampang mudah ini pun tersirat dari pernyataan orang DIKTI waktu memberikan pembekalan, waktu itu saya ikut pembekalan di Jakarta. Dan saya pun mempunyai pengalaman mengenai betapa mudahnya mendapatkan beasiswa ini, mungkin pada tulisan lain akan saya ceritakan. Syarat utama (menurut saya) agar dapat beasiswa luarnegeri DIKTI dengan mudah adalah:
1. LOA tanpa syarat dari universitas tujuan (dari profesor calon pembimbing pun bisa)
2. TOEFL atau IELTS di atas persyaratan (ITP TOEFL > 500, IELTS > 6, tergantung negara dan universitas tujuan).
3. Proposal penelitian yang masuk akal (kalau bisa dilengkapi dengan bukti komunikasi dengan profesor calon pembimbing).
4. Berhasil menyakinkan reviewer pada saat wawancara kalau kita akan sukses kuliah di sana.

(detilnya dapat dilihat di sini)

Kalau ke-empat syarat utama di atas terpenuhi, dijamin kita akan dapat tiket untuk ke luarnegeri. Saking mudahnya memenuhi syarat dari DIKTI ini, ada yang berhasil berangkat ke Australia tapi kembali hanya dalam 2 tahun padahal dia rencanannya akan mengambil S3. Ternyata (kata pejabat DIKTI waktu pembekalan) dia memasukkan LOA "ASPAL" (asli tapi palsu). Hal ini, kata pejabat DIKTI itu juga, karena DIKTI tidak pernah melakukan verifikasi langsung ke profesor calon pembimbing atau universitas yang dituju.

Untuk yang berniat S3 ke Perancis, kasus yang hampir serupa dapat terjadi tanpa kita sadari. Tapi ini disebabkan oleh sistem pendidikan Perancis yang berbeda dengan sistem pendidikan di Indonesia. Sebelum berangkat ke Perancis kita harus yakin dan memastikan ulang kepada profesor calon pembimbing kalau ijazah S2 kita sudah diakui oleh universitas tujuan. Biasanya mereka mengeluarkan sertifikat khusus yang menyatakan pengakuan tersebut. Tidak jarang mereka diharuskan mengambil S2 dulu sebelum diperbolehkan mengambil S3, padahal kontrak beasiswa luar negeri DIKTI cuma untuk 36 bulan.

Begitu pengumuman beasiswa keluar, mulailah persiapan surat-surat, a.l.:
1. Pasport biru dan surat tugas SETKAB untuk PNS atau passport hijau biasa buat non-PNS. Khusus ke Perancis, sejak 2011 passport biru tidak dapat digunakan untuk sekolah.
2. Mengajukan visa pelajar ke kedutaan negara yang dituju. Proses dan cara pengajuan visa pelajar ini berbeda-beda untuk setiap negaja tujuan. Ada yang dapat selesai dalam hitungan hari (kurang dari seminggu) tapi ada juga yang lebih dari satu bulan. Khusus untuk Perancis, tahap pertama aplikasi pelajar ditangani oleh Campus France.